MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

September 13, 2012

Taukah Kamu ? Pendiri Twitter Adalah Seorang Hacker ?

Baca Artikel Lainnya

Pendiri Twitter Jack Dorsey punya kisah unik sebelum membangun karier sebagai seorang teknopreneur. Jack menceritakan, sebelum mendirikan perusahaan, dia melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan bidang pengiriman terbesar dunia.



"Saya masih kuliah saat itu. Dan saya ingin sekali bekerja di industri pengiriman," kata Dorsey, saat berbicara di acara Techonomy Detroit, seperti dikutip Venture Beat.

Tapi Dorsey melakukannya dengan cara unik. Dia meretas atau hacking ke dalam sistem email perusahaan untuk mendapatkan informasi lebih mendetail tentang pekerjaan tersebut.

Tapi saat mengecek situs milik perusahaan yang berbasis di New York itu, dia menemukan celah: tak ada informasi tentang kontak yang bisa dihubungi.




"Kemudian saya menemukan lubang di server situs mereka dan menemukan email korporat. Saya kemudian mengirim email kepada petinggi di perusahaan itu dan mengatakan ada celah di lubang keamanan sistem mereka. Saya juga menjelaskan cara mengatasi masalah itu," ucap pria yang juga pendiri layanan transaksi online Square ini.

Upaya Dorsey berhasil. Seminggu kemudian Jack Dorsey diterbangkan ke New York, dan diterima bekerja di perusahaan itu.

Hingga sekarang pun Dorsey mengaku masih terkesima dengan New York. Bukan rahasia pula kalau dia pernah bermimpi menjadi walikota New York.

Dorsey memang tumbuh dengan mencintai kota dan peta. Kecintaan ini yang antara lain mendorong Dorsey menciptakan software untuk digunakan di industri pengiriman. Bahkan, salah satu software open source yang diciptakannya sampai saat ini masih digunakan di sejumlah perusahaan taksi.



Hidup Sederhana, Pendiri Twitter Mimpi Jadi Walikota New York


Twitter memiliki keuntungan dengan memiliki kantor pusat di San Francisco, dengan adanya potongan pajak yang diberikan pemerintahan setempat. Tapi selain itu, pendiri Twitter Jack Dorsey mengatakan ada keuntungan lain yang diberikan San Francisco.

Lingkungan mid-Market di San Francisco ini dianggap Dorsey memberikan keuntungan dibandingkan Silicon Valley yang juga dikenal sebagai pusat teknologi di Amerika Serikat. Karena lingkungan di San Francisco lebih 'merakyat'.

Dengan demikian, kata Dorsey. pegawai Twitter bisa melihat 'masalah sebenarnya'. "Masalah yang dihadapi orang Amerika pada umumnya," kata Dorsey, dalam sebuah diskusi Techonomy Detroit, seperti dikutip dari TechCrunch.

Alasan ini juga yang menjadikan Dorsey lebih senang naik bus umum untuk berkantor setiap hari, ketimbang menyetir mobil sendiri. "Ini lebih menyenangkan ketimbang terjebak di gelembung wonderland (mobil)," ucap pria yang juga pendiri layanan transaksi elektronik Square ini.

Dorsey mengakui, Twitter berkantor di lingkungan yang cukup keras. Tapi itu perlahan berubah sejak Twitter pindah ke lingkungan itu. Banyak truk yang mengantarkan makanan ke gang dekat kantor Twitter.

Jika itu terjadi maka, "Orang akan berdatangan dari segala penjuru. Ini sangat menghasilkan hal yang luar biasa bagi lingkungan sekitar," tutur Dorsey.

Walikota New York
Tak hanya itu, dalam kesempatan ini Dorsey juga mengungkapkan impiannya menjadi walikota New York. "Saya pikir walikota merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan," tuturnya.
Dorsey pernah tinggal di New York saat pertama kali bekerja, sebelum mendirikan Twitter. Hingga sekarang pun Dorsey mengaku masih terkesima dengan New York. Bukan rahasia pula kalau dia bermimpi menjadi walikota New York.
Meski begitu, Dorsey tak mengatakan ingin segera meninggalkan Twitter dan Square. "Jika itu terjadi, saya harus pindah terlebih dulu ke New York," kata Dorsey.

Jack Dorsey kemudian menyebutkan pandangan politiknya. Saat ini, dia ingin melihat pemerintahan berkembang lebih cepat. Untuk itu, pemerintahan harus dijalankan secara lebih transparan. Dengan demikian, masyarakat bisa melihat berdasarkan data sebenarnya, seberapa baik atau buruk kinerja pemerintahan itu.

Strategi ini telah diterapkan Dorsey di Twitter dan Square. "Kami membuat kebijakan kami diketahui umum. Kami mengungkap alasan kebijakan kami untuk diketahui umum," jelas Dorsey mengenai apa yang dilakukan di Twitter.

Sedangkan di Square, Dorsey mengatakan tiap tim bisa melihat presentasi yang sedang disiapkan para eksekutif, sebelum dipaparkan ke dewan direksi. Dengan demikian semua pegawai akan tahu secara jelas "mengenai apa yang kami katakan ke dewan direksi dan apa tanggapan mereka," tuturnya.









references by viva news

 
Like us on Facebook