MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

December 24, 2014

Bolehkah Mengucapkan Selamat Natal ?

Baca Artikel Lainnya

Banyak orang menganggap remeh permaslahan ini, mereka menyatakan tidak turut serta dalam aktivitas kesyirikan yang dilakukan kaum Nasrani. Hanya saja ini mereka  ingin menghargai hari besar agama lain. Menghargai dan memberi apresiasi terhadap ritual yang keliru, tidaklah diperkenankan, bahkan semestinya seseorang mengingkari perbutan kemunkaran tersebut dan berusaha mengadakan perbaikan.



Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Tidak halal bagi seorang muslim untuk menyerupai mereka (orang-orang yg tidak mengakui Tuhan hanya satu, tidak memiliki keluarga apalagi meyembah patung/berhala) dalam segala hal yang menjadi yang ciri khas perayaan hari-hari besar mereka. Kita juga tidak diperkenankan mengadakan perayaan, dukungan finansial, atau kegiatan perdagangan yang bertujuan memudahkan terselenggaranya acara tersebut. Demikian juga tidak mengizinkan anak-anak berpartisipasi di tempat-tempat bermain dalam rangka memeriahkan hari raya mereka serta tidak berpenampilan demi menyambut acara tersebut.

Secara umum, kita tidak diperkenankan mengkhususkan hari raya mereka dengan sesuatu yang terkait dengan syi’ar agama mereka. Umat Islam hendaknya menganggap hari raya tersebut sebagaimana hari-hari biasa saja, tidak ada kekhususan dan tidak ada sesuatu yang istimewa.

Para ulama tidak berselisih terkait dengan menyikapi hari-hari tersebut sebagaimana penjelasan di atas. Sebagian di antara mereka bahkan mengatakan kufurnya seseorang yang menyokong dan berpartisipasi dalam perayaan hari raya mereka. Alasannya karena orang-orang tersebut turut mengagungkan syiar-syiar kekufuran.

Abdullah bin Amr bin Ash mengatakan,

من تأسى ببلاد الأعاجم , وصنع نيروزهم ومهرجانهم , وتشبه بهم حتى يموت , وهو كذلك , حشر معهم يوم القيامة
“Barangsiapa yang tinggal di negeri ‘ajam (non-Arab), berperilaku seperti orang-orang di negeri tersebut sampai ia meninggal, maka ia akan dibangkitkan bersama orang-orang negeri tersebut pada hari kiamat.”
Amirul Mukminin Umar bin Khathab, para sahabat nabi, dan para ulama menyaratkan bagi orang-orang Nasrani (non-Islam) untuk tidak menampakkan perayaan hari raya mereka di negeri-negeri Islam dan mereka diharuskan merayakannya secara sembunyi-sembunyi.

Dalam kitab musnad dan sunan diriwayatkan bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum (komunitas), maka dia termasuk bagian dari kaum (komunitas) tersebut.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)

Dalam hadis lain “Bukanlah bagian dari kami bagi mereka yang menyerupai orang-orang selain kami.” Status hadis ini jayyid. Apabila menyerupai mereka dalam permasalahan kebiasaan saja terlarang, bagaimana pula hukumnya menyerupai mereka dengan sesuatu yang lebih esensial, yakni menyerupai mereka dengan cara turut memeriahkan hari raya mereka.

Sebagian ulama ada yang mengharamkan atau memakruhkan memakan sembelihan mereka yang diperuntukkan untuk perayaan hari raya mereka. Mereka mengategorikan sembelihan tersebut adalah sembelihan yang dipersembahkan untuk selain Allah, dan tidak disebut nama Allah Azza Wa Jalla saat proses menyembelihnya.

Mereka para ulama tersebut juga melarang berperan serta dalam ritual peribadatan hari raya tersebut,

Adapun MUI (Majelis Ulama Indonesia) pada tahun 1981 sebelum mengeluarkan fatwanya, terlebih dahulu mengemukakan dasar-dasar ajaran Islam dengan disertai berbagai dalil baik dari Al Qur’an maupun Hadits Nabi saw sebagai berikut :
  • A) Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan.
  • B) Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain.
  • C) Bahwa ummat Islam harus mengakui ke-Nabian dan ke-Rasulan Isa Almasih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul yang lain.
  • D) Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, meyerupai sesuatu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Almasih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik.
  • E) Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakah dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab: Tidak.
  • F) Islam mengajarkan bahwa Tuhan /Allah SWT itu hanya satu.
  • G) Islam mengajarkan ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan.
Juga berdasarkan Kaidah Ushul Fikih

”Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan mushalihnya tidak dihasilkan)”.

Untuk kemudian MUI mengeluarkan fatwanya berisi :
  1. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa as, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.
  2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
  3. Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Subhanahu Wata’ala dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal.


Coba perhatikan saudaraku, seorang muslim dilarang tolong-menolong atau menjadi fasilitator agar seseorang bisa meminum khamr/minuman keras/alkohol dan perbuatan terlarang lainnya, tentunya larangan yang lebih lebih tegas layak ditekankan untuk mereka yangberpartisipasi dalam syi’ar-syi’ar kekufuran.
Disadur dari : Fatwa Islam no. 106668




Dikutip dari status facebook KH. Muhammad Arifin Ilham


SubhanAllah walhamdulillah sewaktu tinggal di Mampang Depok, abang bersahabat dg Pak Frez dari tahun 1998. Beliau tetangga abang keturunan Belanda Menado.

Umur beliau kurang lebih 60 an. Hampir setiap minggu beliau ke gereja dg memegang Al Kitab, abang dan kadang beliau lebih dulu menyapa, "selamat pagi pak ustadz", "selamat pagi pak Frez". Krn sering menyapa kamipun semakin akrab walau berbeda keyaqinan. Saat beliau sakit, abang kunjungi beliau apalagi saat rumah beliau kena angin Puting Beliung, alhamdulillah abang dan jamaah mesjid membantu renovasi hingga selesai. Beliau punya istri dan putra putri aktivis gereja.

Oto gitaris gereja dan Ana vokalis gereja. Abang sering lihat dan dengar langsung saat latihan untuk acara gereja. Beliau selalu mengucapkan selamat saat Hari Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. Sementara abang tidak pernah mengucapkan Hari Besar agama beliau. Abang sampaikan ke beliau, "maaf pak Frez yg baik, keyaqinan kami melarang mengucapkan selamat Hari Besar agama selain yg kami yaqini tetapi kami wajib menghormati keyaqinan yang berbeda dg kami. Arifin sangat senang bersahabat dg pak Frez".

Beliaupun diam diam mulai mempelajari Islam dari banyak buku dan sikap abang yg saat itu abang sudah dikenal sbg guru di Depok. Suatu saat belaiu ke rumah abang dan saat itu turun hujan lebat, abangpun mengantarkan beliau ke rumah beliau. Di mobil abang sentuh, abang pegang tangan beliau, dihati abang berdoa, "Ya Allah hamba sayang dg pak Frez, Ya Haadi, duhai Pemilik hidayah, berilah beliau hidayahMu", sambil menatap wajah beliau dg kasih sayang. Seturun beliau dari mobil, abang menangis.

Saat ahad majlis zikir berlangsung secara khusus abang berdoa untuk beliau. Alhamdulillah senin pagi tahun 2002 sepulang dari mesjid, pak Frez menunggu abang di rumah. Dg baju batik kuning, celana panjang hitam dan berpeci hitam, beliau sudah di halaman rumah abang. Setelah saling sapa, beliau berkata dg terbata bata, "Pak ustadz yg mulia, bimbing saya masuk Islam". Allahu Akbar, abang terdiam lalu langsung memeluk beliau.

Kamipun menangis, istri abangpun yg menyaksikan menangis. Lalu beliaupun mengucapkan syahadat dalam bimbingan abang. Kemudian menyatakan keislaman beliau di depan jamaah zikir Depok. Abang beri nama beliau Muhammad Fauzan, diikuti istri dan putra putri beliau masuk Islam. Istri beliau dg nama Halimah, Oto dg nama Muhammad Zaka Ilham dan Ana dg nama Ana Fathimah Alhoiri.

Abang ajak beliau umroh dan kami pun mencium Hajar Aswad dan menangis bersama di depan Ka'bah. Beliau kini sudah uzur. Foto bersama beliau dan putra beliau zaka. Beliau dan keluarga diantara 596 muallaf, alhamdulillah. Kebenaran, kasih sayang dan kemuliaan akhlak adalah da'wah terindah dan hidayah adalah Haq Allah.






Bagi yang beragama nasrani & agama lainnya mohon dimengerti..
dan jangan marah pada kami
karena ini menyangkut aqidah umat islam..

Bagimana jika sebaliknya?
maukah kalian mengucapkan kalimat mengucapkan bahwa
Tiada Tuhan selain Allah
dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah / syahadat ?
asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah

bukankah hanya sebuah kalimat?

Nabi  Muhammad & para sahabat menghargai perbedaan agama selain Islam & menjaga hubungan baik dengan agama lainnya baik kehidupan bermasyaraat/bertetanggga..

karena hidayah adalah sesuatu yg tidak bisa dipaksakan karena ia datangnya diundang oleh Allah SWT & bagi orang yg mau mencarinya...
entah bagi non-muslim ataupun bagi yg  sejak terlahir mengaku ber-agama Islam tapi ilmu Agamanya sendiri tidak mau dipelajari + diamalkan dalam kehidupan sehari-harinya..

tetapi untuk masalah Tauhid adalah sesautu yg tidak bisa ditawar..

Jika kalian sebagai umat islam masih ragu..

Kita kembali lagi kepada tuntunan kita..
Aapakah ada hadist atau ayat yang menjelasakan bahwa baginda Nabi Muhammad SAW / para sahabat pernah mengucapkannya & mencontohkannya  ?
Tidak perlu mengejek, berkata kasar apalagi menggangu mereka..


Kenapa seorang ‪#‎Muslim‬ tidak boleh mengucapkan Selamat Natal (Selamat atas Kelahiran Anak Tuhan) baik di dunia nyata ataupun sosial media ? Sama halnya ketika umat Non-Muslim Anda suruh mengucapkan/membaca kalimat Syahadat, tentu mereka tidak akan mau mengucapkannya. Penting untuk menanamkan ilmu pada anak-anak Anda sejak dini. Bentuk toleransi bisa dalam hal bertetangga, tolong menolong ataupun kehidupan sosial lainnya tetapi tidak dalam acara ibadah kepada Selain Allah SWT. 

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
(Q.S. Al-Maidah ayat 72-73)


Download Q.S Maryam [019]

Murottal
Mishari al-`Afasy - Taraweeh 1430


Maryam - Murottal Dan Terjemahan Al Quran

Mishari al-`Afasy


KH Zainuddin MZ - Nabi Ibrahim 3.3 MB


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSUFFUHqKoFt9PTpGIlQemSOJndOUEXF-88gH93yJbES0EKk-wAqbI9yEtTZcFywsKrg0338CHc285Zo_f7Eqq_Zqo6UJFKp9ivc61Zj-Z71vMwJtlNvhvZKmc1veT3tzpUB01AT5ZoQJa/s1600/karakter+muslim.jpg

 
Like us on Facebook