MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

December 28, 2017

Kenapa Kalau Kehujanan Harus Keramas?

Baca Artikel Lainnya

Saat musim hujan tiba berarti kemungkinan Anda mengalami kehujanan akan lebih besar. Tentu hal itu tidak menyenangkan, apalagi bagi kaum wanita yang harus keramas dan mengeringkan rambut panjang mereka usai basah-basahan dan kedinginan.



Keramas usai kehujanan sangat disarankan, karena ternyata pada air hujan ada kandungan zat yang kurang baik bagi kecantikan rambut. Mengutip laman Health Cure Tips, air hujan mampu membuat rambut rusak karena beberapa zat yang sifatnya asam.

Apalagi pada hujan yang turun gerimis atau tidak deras, konsentrasi asam dan gas dari polusi udara lebih tinggi sehingga potensi merusaknya jadi lebih besar. Tak heran jika ada beberapa orang yang jadi mudah sakit usai terkena gerimis atau hujan rintik-rintik.

Alasan lain bahwa Anda perlu keramas usai terkena hujan dan gerimis adalah karena air hujan mengandung polutan dan kotoran dari udara yang bakal menempel di rambut apabila tidak segera dibersihkan.

Ini dapat menyebabkan ketombe, sebab kotoran yang menempel di kulit kepala itu kadang memicu bakteri untuk tumbuh dan berkembang.

Jika Anda tak segera keramas usai kehujanan, maka akan terjadi pula masalah gatal-gatal dan bau tak sedap dari kepala Anda. Jadi dari pada mengundang banyak masalah, tak ada salahnya segera keramas dan bersihkan rambut, setelah itu keringkan dengan sempurna.

Kandungan dalam air hujan ini termasuk di dalamnya adalah zat- zat yang bersifat kimiawi. Beberapa kandungan zat atau bahan kimia yang terdapat pada air hujan antara lain sebagai berikut:

Uap air atau H2O

Kandungan utama yang terdapat pada hujan adalah uap air atau H2O. kandungan uap air ini adalah yang paling dominan dengan presentase sebesar 99,9% dan sisanya tergantung pada lapisan atmosfer yang dilaluinya. Kita semua telah mengetahui tentang siklus hujan. Bagaimana hujan terjadi dari awal mula hingga turun ke bumi bahkan menjadi hujan lagi. Nah dari proses terjadinya hujan tersebut ada yang namanya penguapan dari sumber- sumber air yang ada di planet bumi. Nah, penguapan tersebut lah yang membuawa uap air dan membentuklan awan- awan yang kecil. Awan- awan tersebut kemudian terbawa angin dan menggumpal menjadi awan yang besar.

Awan (baca: proses terjadinya awan) yang besar inilah yang akan mengalami kejenuhan hingga menurunkan muatannya yang berisi air ke bumi. Sebenarnya awan inilah yang mengandung uap air sehingga uap air merupakan cikal bakal terjadinya hujan. Uap air ini sifatnya aman selama uap tersebut berasal dari sumber air di permukaan bumi yang aman bagi manusia pula. Kandungan uap air pun berbeda- beda tergantung sumber airnya. Uap air sendiri apabila mengenai tubuh maka masih dalam batas aman.

Karbon (silika dan fly ash dalam bentuk abu ringan)

Air hujan juga mengandung zat karbon. Zat karbon yang terdapat pada air hujan  ini berupa silika dan juga fly ash. Perlu kita ketahui bersama bahwa silika dan juga fly ash merupakan zat debu yang mengikat molekul- molekul pada air hingga terbentuklah hujan. Hujan ini berasal dari proses presipitasi, yaitu proses pengikatan banyak molekul- molekul di permukaan molekul lainnya sehingga terbentuklah molekul yang dipusatnya terdapat molekul asing. Sehingga silika dan juga fly ash ini merupakan zat yang berperan dalam proses terjadinya hujan bahkan peranannya menjadi sangat penting dan juga dominan. Kandungan karbon yang berlebih akan menyebabkan pencemaran.

Asam nitrat

Kandungan zat kimia selanjutnya yang ada di dalam air hujan adalah asam nitrat. Pernah kita mendengar tentang terjadinya hujan asam. Hujan asam merupakan hujan yang terjadi akibat pencemaran oleh pabrik yang bersifat kotor atau dari semburan gunung berapi. Kandungan asam nitrat yang berlebihan tidak baik dan bisa membahayakan. Kandungan asam juga bisa dinyatakan dalam pH. Air hujan normal memiliki pH 6, sementara hujan asam memiliki pH dibawah normal, yakni sekitar 5,7 ke bawah. Kandungan asam yang berlebihan bisa menyebabkan besi mudah berkarat dan juga gangguan pernapasan pada manusia.

Asam sulfat

Selain asam nitrat, kandungan zat asam lainnya pada air hujan adalah asam sulfat. Asam sulfat merupakan zat yang terkandung dalam air hujan dan apabila berlebihan maka akan menyebabkan gangguan pada pernapasan manusia.

Garam

Kandungan zat selanjutnya pada air hujan adalah garam. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa garam berasal dari air laut (baca: macam macam laut) yang rasanya asin. Sebab itulah garam juga terasa asin. Sebenarnya kandungan garam pada air hujan ini relatif. Air hujan yang mengandung banyak kandungan garam adalah hujan yang terjadi di daerah pantai (baca: ekosistem pantai). Hal ini karena proses terjadinya hujan di daerah pantai akibat dari penguapan air laut yang terpanaskan oleh sinar matahari.

Air laut yang mengandung garam tersebut akan menguap dan uap airnya pun mengandung garam. Kandungan garam yang berlebihan pada hujan akan menyebabkan besi menjadi cepat berkarat dan mempercepat proses korosi. Sementara itu kandungan garam yang berlebih apabila terkena kulit akan menyebabkan kusam dan kondisi yang tidak baik.

Nah, itulah beberapa zat yang terkandung dalam air hujan. Zat- zat yang telah disebutkan di atas tidaklah permanen ada di setiap air hujan dengan kadar yang sama. Kandungan zat pada air hujan ini tergantung pada keadaan atmosfer di masing-masing daerah atau wilayah terjadinya hujan tersebut. Misalnya di daerah pantai  akan mengandung garam dengan kadar yang tinggi, dan di wilayah perindustrian hujan akan mengandung asam yang cukup banyak daripada bukan di wilayah perindustrian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan zat pada air hujan berbeda-beda di setiap wilayahnya.





Manfaatnya akan lebih banyak Anda rasakan sendiri lho, karena rambut jadi segar, cantik dan wangi terhindar dari lepek serta bau dan ketombe.
Semoga bermanfaat...



references by sidomi, ilmugeografi

 
Like us on Facebook