MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

March 18, 2014

Penyebab Bayi / Balita Susah Tidur

Baca Artikel Lainnya

Salah satu masalah yang dialami orangtua adalah susahnya membuat anak balita untuk tidur. Padahal menurut penlitian, balita membutuhkan tidur selama 11 atau 12 jam setiap harinya, termasuk tidur siang.

Dr. Monique LeBourgeois dari University of Colorado melakukan penelitian tentang hal itu. Hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh tubuh yang membuat balita menjadi susah tidur setiap malamnya. Pengaruh ini dikarenakan jam biologis untuk tidur pada balita tidak sesuai dengan waktu tidurnya.
 
"Tubuh mempunyai jam biologis yang mengatur tentang waktu tidur dan bangun kita bernama circadian rhythm. Ketika jam biologis kita tidak sesuai dengan waktu tidur kita, maka kita akan merasa susah tidur atau susah bangun pada waktu yang ditentukan," kata Dr. Monique, seperti dilansir laman Kidsdr.
Penelitian dilakukan pada 14 balita sehat berusia 2,5 sampai 3 tahun. Penelitian dilakukan selama 6 hari dengan memasang monitor aktivitas yang dipasang pada pergelangan tangannya. Monitor ini memantau kapan anak tidur yang dicocokkan dengan catatan yang dimiliki orangtua.

Pada hari terakhir, peneliti mendatangi setiap rumah, meredupkan lampu dan menutup gorden jendela. Lalu selama enam jam ke depan, mereka mengambil sample air liur para balita dengan menyuruh mereka untuk mengunyah kapas gigi. Hal ini dilakukan selama 30 menit sekali.

"Air liur ini dibutuhkan untuk mengetahui adanya hormone melatonin yang mengatur tidur dan bangun kita," katanya lebih lanjut.

Hormon melatonin mengatur tentang waktu tidur dan bangun pada tubuh. Hormon ini jugalah yang diketahui membuat pola circadian rhythm. Berasal dari otak, produksi hormon ini sangat dipengaruhi oleh cahaya. Hormon inilah yang membuat kita merasa mengantuk di malam hari.

Menurut hasil dari test tersebut, biasanya hormon melatonin muncul pada pukul 19.40. Sementara para balita disuruh tidur pada pukul 20.10 oleh orang tuanya, dan baru terlelap setengah jam setelahnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada balita yang melatoninnya muncul lebih awal dari waktu tidurnya, mereka cenderung tidur lebih cepat. Namun jika melatonin muncul di waktu yang berdekatan pada jam tidur, balita cenderung susah untuk tidur dan baru tertidur setelah lampu dimatikan.

"Sebanyak 25 persen anak-anak dan balita mengalami permasalahan ketika tidur, termasuk tidur di malam hari," kata Dr. LeBourgeois lagi.

Ia juga memberi beberapa saran untuk orang tua yang memiliki masalah tidur pada balitanya."Matikan seluruh alat elektronik yang ada di kamar anak, menutup jendela kamar serta mematikan lampu ketika ingin tidur," pungkasnya.

 http://www.consumer.philips.com/consumerfiles/pageitems/master/categorypages/avent/assets/images/1year/toddler_health/3/shotC_E_078401_D01142_509x241.jpg












 references by JPNN

 
Like us on Facebook