MASUKAN KATA DI KOTAK BAWAH INI UNTUK MENCARI.. LALU KLIK TOMBOL "SEARCH"

May 28, 2015

Penjelasan Ilmiah Tentang Suara "Sasangkala" Yang Terdengar Di Sebagian Dunia

Baca Artikel Lainnya

Belakangan masyarakat dunia dihebohkan dengan munculnya suara terompet dari langit. Kejadian tersebut terjadi beberapa negara di dunia seperti Amerika, Australia, Kanada dan Jerman.

Ada yang menduga suara tersebut berasal dari luar angkasa, dari planet lain bahkan ada pula yang mengaitkannya dengan terompet sasangkala. Akan tetapi hal tersebut ditepis oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA).

Menurut NASA suara itu berasal dari dalam bumi sendiri. Itu merupakan suara altar dari bumi. Fenomena tersebut dinamakan 'The Hurn'.

Bumi sebenernya mampu mengeluarkan beragam suara. Akan tetapi tak mampu terdengar oleh manusia. Dimana suara yang dikeluarkan bumi berfrekuensi 10hz sedangkan batas pendengaran manusia ada pada frekuensi 20hz.
Akan tetapi dalam keadaan tertentu, sauar yang dihasilkan bumi bisa ada pada frekuensi yang lebih tinggi. Hal tersebutlah yang membuat terkadang suara bumi mampu terdengar oleh manusia.

 In that case, what could be causing this humming in the sky?

In our opinion, the source of such powerful and immense manifestation of acoustic-gravity waves must be very large-scale energy processes. These processes include powerful solar flares and huge energy flows generated by them, rushing towards Earth's surface and destabilizing the magnetosphere, ionosphere and upper atmosphere. Thus, the effects of powerful solar flares: the impact of shock waves in the solar wind, streams of corpuscles and bursts of electromagnetic radiation are the main causes of generation of acoustic-gravitation waves following increased solar activity.

Given the surge in solar activity as manifested itself in the higher number and energy of solar flares since mid-2011, we can assume that there is a high probability of impact of the substantial increase in solar activity on the generation of the unusual humming coming from the sky. It should be pointed out that solar activity began to rise sharply since early 2011, with its amplitude significantly higher than all forecasts given by a number of influential scientific institutions in 2010 and 2011. Meanwhile, the observed increase in solar activity is fully consistent with the forecast of the International Committee GEOCHANGE published in the Committee's Report in June 2010. If this growth rate of solar activity continues, its amplitude by the end of 2012 will be higher than the amplitude of 23rd solar cycle, and in 2013-2014 the solar activity will reach its peak the amplitude of which was predicted by us to be 1.5 - 1.7 times higher than the amplitude of the 23rd cycle.


Image
© unknown
But you said that the cause of the "sky hum" can lie within Earth's core as well, what does it mean?

There is one more possible cause of these sounds and it may lie at the Earth's core. The fact is that the acceleration of the drift of the Earth's north magnetic pole which increased more than fivefold between 1998 and 2003 and is at the same level today points to intensification of energy processes in the Earth's core, since it is processes in the inner and outer core that form the Earth's geomagnetic field. Meanwhile, as we have already reported, on November 15, 2011 all ATROPATENA geophysical stations which record three-dimensional variations of the Earth's gravitational field almost simultaneously registered a powerful gravitational impulse.

The stations are deployed in Istanbul, Kiev, Baku, Islamabad and Yogyakarta, with the first and last one being separated by a distance of about 10,000 km. Such a phenomenon is only possible if the source of this emanation is at the Earth's core level. That huge energy release from the Earth's core at the end of the last year was some kind of a start signal indicating the transition of the Earth's internal energy into a new active phase.

 Intensification of the energy processes in the Earth's core can modulate the geomagnetic field which, through a chain of physical processes at the ionosphere - atmosphere boundary level, generates acoustic-gravity waves the audible range of which has been heard by people in the form of a frightening low-frequency sound in different parts of our planet.

In both cases, even though the causes of acoustic-gravity waves are of a quite understandable geophysical nature, they are indicative of the expected significant increase in solar activity and the geodynamic activity of our planet. There is no doubt that processes in the core rule the internal energy of our planet, therefore,


Sejumlah ilmuwan sudah melakukan penelitian terhadap fenomena alam ini, tak terkecuali Indonesia. Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) sudah mendengar soal isu suara aneh ini dan menyatakan suara terompet mirip Sangkakala itu bukan dari luar bumi.

suara terompet itu hanyalah dengungan yang dikenal dengan istilah `The Hum`. alias Dengungan Misterius Bumi.

Dengungan ini adalah suara berfrekuensi rendah yang dapat terdengar oleh sebagian orang di sebagian wilayah bumi ini. Frekuensi suara ini hanya berkisar sekitar 10 hertz, jauh di bawah batas minimal frekuensi pendengaran manusia, yaitu 20 hertz. Di sebagian wilayah, suara ini bisa terdengar lebih keras dibanding tempat lain.

Para ilmuwan di Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) percaya suara terompet yang disebut-sebut sebagai tiupan Sangkakala edisi pertama (ada tiga kali menurut Islam) itu berasal dari `kebisingan latar belakang` bumi. “Jika manusia memiliki antena radio, bukantelinga, maka akan mendengar sebuah simfoni luar biasa dari suara-suara aneh yang datang dari planet kita sendiri,” terang juru bicara NASA, seperti dikutip Tech Times.

NASA juga mengatakan suara tersebut bisa dibandingkan dengan musik latar yang biasanya dapat didengar di film fiksi ilmiah. Namun, para pakar menekankan bahwa suara yang datang dari bumi bukan fiksi ilmiah. “Emisi radio alami dari planet bumi seperti ini sangat banyak dan lumrah terjadi,” sambung Jubir NASA.
Dikutip dari Livescience, Selasa (26/5/2015), pada Agustus 2009 di Journal Geophysical Research Letters sekelompok peneliti mengaku telah berhasil memecahkan misteri ini. Menurut mereka, suara dengungan dihasilkan oleh benturan gelombang laut, namun bukan gelombang laut yang memecah pantai seperti yang kita kenal. Gelombang yang dimaksud adalah gelombang laut yang berbenturan dengan dasar samudera. Dan menurut mereka, pantai Pasifik di Amerika Utara adalah sumber dengungan terkuat.
Menurut penelitian itu, suara dengungan tercipta ketika dua gelombang berfrekuensi sama, namun berbeda arah, bertemu. Mereka lalu saling berbenturan dan menciptakan gelombang tekanan tertentu yang kemudian bergerak dengan kecepatan tinggi ke arah dasar Samudera. “Ketika ia mencapai dasar samudera, gelombang itu akan menabrak bebatuan dan menyebabkan vibrasi yang menghasilkan suara berfrekuensi rendah








 references by 
http://www.sott.net/article/240863-Strange-Sounds-in-Sky-Explained-by-Scientists
lensaindonesia

 
Like us on Facebook